ahlikpbuindonesia.or.id: Dalam jurnal berjudul, “We feel like the King and Queen”: Western retirees in Bali, Indonesia, Bell C. menyebutkan bahwa Bali merupakan salah satu destinasi favorit dalam melewatkan masa-masa pensiun[1]. Hal ini dikarenakan Iklim Bali yang hangat, budaya yang ramah, dan keterjangkauan terhadap fasilitas dan biaya hidup selama pensiun memberikan prospek bagi ekspatriat untuk pindah/bermukim di Bali untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik/nyaman yang tidak dapat diakses di negara para ekspatriat tersebut. Menanggapi fenomena tersebut Otoritas pemerintah daerah dan penduduk Bali memberi respon positif terhadap arus masuk pensiunan Ekspatriat ke Bali. Pemerintah daerah juga menemukan cara untuk memaksimalkan manfaat dari pasar pensiunan yang menguntungkan ini. Salah satunya dengan memberi kemudahan persyaratan para ekspatriat untuk tinggal di Bali.
Di sisi lain, Bali di cap sebagai salah satu area beresiko untuk para pensiunan[2]. Penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai tentu diperlukan untuk mendukung keberadaan Bali sebagai destinasi favorit pensiunan. Pasalnya untuk Kota Denpasar saja, belum ada layanan khusus terpusat untuk geriatri terpadu. Padahal fasilitas kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang krusial bagi para pensiunan Ekspatriat. Saat ini salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah kota Denpasar adalah dengan melakukan revitalisasi terhadap RSUD, contohnya revitalisasi RSUD Wangaya yang direncanakan menggunakan skema KPBU dan memakan biaya Rp. 500M[3]. Kunjungan poli geriatri di RSUD Wangaya yang terus meningkat dari tahun ketahun juga menunjukkan potensi RS yang bisa dikembangkan sebagai RS yang memberikan layanan geriatri terpadu.
[1] Bell, C. (2017). “We feel like the King and Queen”: Western retirees in Bali, Indonesia. Asian Journal of Social Science, 45(3), 271-293.
[2] Green, P. (2016). Biomedicine and ‘risky’retirement destinations: Older western residents in Ubud, Bali. Medical Anthropology, 35(2), 147-160.
[3] https://bali.tribunnews.com/2023/04/04/perbaikan-rsud-wangaya-akan-gunakan-skema-kpbu-dengan-dana-rp500-miliar