Pemerintah Kota Denpasar berencana untuk melaksanakan proyek KPBU SPAM yang bertujuan untuk peningkatan layanan penyediaan air minum. Adapun lingkup dari proyek KPBU SPAM Denpasar diantaranya; 1) Pengambangan sarana produksi yakni pembangunan 3 unit reservoir, 2) Pengembangan sarana distribusi (jaringan distribusi di wilayah yang belum terlayani, penurunan kehilangan air, pergantian atau rehabilitasi pipa, dan penggantian water meter; serta 3) Pembentukan zoning blok dan DMA (District Meter Area) dan ZAMP (Zona Air Minum Prima).
Pemerintah Kota Denpasar berharap bahwasannya air minum yang di distribusikan merupakan air siap minum. Untuk pengembangan SPAM siap minum biaya yang dibutuhkan sekitar Rp. 815 Milyar, hal ini mencakup penggantian pipa distribusi sepanjang 1.457.849 m[1], penambahan 3 unit reservoir, dan pembangunan ZAMP. Perbaikan pipa distribusi secara menyeluruh dibutuhkan agar air yang di distribusikan dapat memenuhi standar sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Dengan perbaikan menyeluruh tersebut, waktu pelaksanaan/konstruksi yang dibutuhkan pun cukup panjang yakni sekitar 4 tahun.
SPAM siap minum sendiri bukan lah yang pertama dibangun. Sebelumnya SPAM siap minum/ZAMP sudah pernah diterapkan di Malang dan Bogor namun penerapannya tidaklah seluas area layanan Kota Denpasar. Di sisi lain, kesiapan masyarakat dalam mengkonsumsi air SPAM siap minum juga perlu di kaji lebih jauh, sebab tidak hanya berpotensi menaikkan tarif yang ada, studi terdahulu acap kali menemukan keengganan masyarakat untuk langsung mengkonsumsi air dari keran[2].
Adapun opsi lain yang dapat ditempuh oleh Pemerintah Kota Denpasar adalah opsi SPAM non-drinkable dimana biaya yang dibutuhkan hanya sekitar sepertiga dari biaya yang dibutuhkan untuk SPAM siap minum (Rp. 308 m).
[1] OBC SPAM Denpasar, 2021
[2] Natalia, Benita Merry. Implementasi program zona air minum prima (zamp) untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat (studi pada pdam kota malang). Diss. Brawijaya University, 2014.