Dalam lawatannya ke Korea Selatan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan dengan Chairman & CEO Korean National Railway (KNR) Kin Hanyoung dan CEO Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Cooperation (KIND) Kang Hoon Lee, pada Selasa (30/5)[1], usai menghadiri pertemuan ICAO Global Implementation Support Symposium 2023 atau ICAO GISS pertemuan tersebut membahas perkembangan kerja sama kedua negara pada proyek pembangunan infrastruktur kereta api yaitu MRT Fase 4 rute Fatmawati – TMII dan LRT Bali.
KNR dan KIND merupakan dua perusahaan asal Korsel yang menjadi bagian dari Konsorsium Korea (Korean Consortium/K-Consortium) untuk proyek pembangunan MRT Fase 4, bersama satu perusahaan lainnya yaitu Samsung C&T.
Sebagai informasi, Korea National Railway (KNR) adalah perusahaan kereta api nasional Korea Selatan, yang mengoperasikan jaringan kereta api di seluruh Korea Selatan dan bertanggung jawab atas pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan infrastruktur kereta api di negara tersebut. Sedangkan KIND adalah perusahaan yang bertanggung jawab atas pengembangan infrastruktur dan pembangunan perkotaan di luar Korea Selatan, yang bertindak sebagai fasilitator, koordinator, dan investor dalam proyek Kemitraan Pemerintah-Swasta Public-Private Partnership (PPP) secara global.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut Menhub menekankan bahwa pemerintah Indonesia dan Korea Selatan berkomitmen dalam memastikan keberlanjutan dan penyelesaian proyek MRT Fase 4 dan LRT Bali yang mana keduanya sudah dalam tahap penyusunan Pra Fs dan FS
Komitmen kelanjutan proyek pembangunan MRT Fase 4 rute Fatmawati – TMII telah ditunjukkan di antaranya melalui penandatanganan komitmen kerja sama antara PT MRT Jakarta dengan K-Consortium melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP). Serta penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kedua belah pihak pada November 2022 lalu di Bali dalam Side Event G20, yang disaksikan langsung oleh Menhub, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, serta Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korsel Hee-Ryong Won.
Adapun untuk proyek LRT Bali, Studi kelayakan atau FS menurut informasi Menhub akan didanai melalui skema bantuan atau Official Development Assistance (ODA) dari Korsel. Sementara untuk pendanaan konstruksinya akan dilakukan melalui skema KPBU.
[1] https://ipol.id/2023/06/indonesia-matangkan-rencana-mrt-fatmawati-tmii-dan-lrt-bali/